0
Masa Muda adalah masa puncak menuju  kejayaan. Saat itu waktu yang paling tepat untuk mengukir sejarah kehidupan dan juga menorehkan segala prestasi.  Disaat orang sudah mengalami masa tua, dia terkenang masa  mudanya, juga berandai-andai  bisa kembali pada masa tersebut. Namun tidak semua pemuda menggunakan  usia produktif dengan cara yang baik. Fakta membuktikan banyak kasus kejahatan dilakukan anak berusia muda. Kecendrungan itu semakin menjadi-jadi  bilamana pemuda tidak dapat menyalurkan gelora  jiwa  pada tempat yang layak. Aksi-aksi kekerasan di jalan raya, penodongan dan prilaku premanisme semakin menguatkan bahwa gambaran pemuda masa kini perlu direvitalisasikan dari sisi semangat tujuan, kemauan, motivasi dan  sumber daya manusia yang lainnya.
Bercermin pada pentas sejarah, pemuda Indonesia adalah harapan perjuangan masa itu, pemuda Indonesia yang telah melahirkan  sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober tahun  1928. Adapun isi sumpah tersebut adalah: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sumpah tersebut sampai sekarang tetap melekat dan mengingatkan pemuda sekarang kepada amanah  itu. Bahkan kita masih ingat  perkataan Bung Karno yang heroik, "Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Dalam diri Pemuda tersemat kekuatan yang sangat dahsyat yang apabila digunakan secara baik mampu menggetarkan  dunia.
Dalam dunia Islam, khusus ketika  Islam baru  menetapkan dirinya di Kota Mekkah dan  Madinah  muncul pemuda yang gagah perkasa siap mengangkat senjata dan mengorbankan dirinya demi menegakkan Islam. sebut saja Ali bin Abu Thalib ra. Cerita tentang keberanian Ali banyak dimuat dalam buku-buku sejarah. Perannya begitu besar dan menentukan, sejak dakwah masih di fase Mekkah hingga Madinah. Ali selalu tampil di barisan depan dalam banyak peperangan penting, mulai dari Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, Fathu Mekkah, Hunain dan lain sebagainya. “Jangan memulai mengajak berduel, tapi jika ditantang jangan mundur,” begitulah pesan moral luhur sepupu Nabi saw tersebut. Setiap diserahi pimpinan pasukan, Ali selalu meng­ingatkan anak buahnya agar jangan sekali-kali balas dendam, membunuh musuh dari belakang, dan membunuh musuh yang sedang luka parah. Ia sendiri memang tidak pernah membunuh musuh yang sudah luka parah dan memerintahkan pasukannya untuk tidak membunuhnya. Banyak sekali akhlak yang terpuji pada diri Ali. Ia sangat pemberani sebagai pemuda. Di medan perang, dalam banyak pertempuran, Ali sering diserahi bendera Nabi. Dalam perang Khaibar, misalnya, Ali mendapat kehormatan membawa bendera komando untuk me­lumpuhkan kekuatan Yahudi. Sungguhpun begitu, ia sangat lemah lembut terhadap siapa pun, tekun menerima pelajaran Nabi, banyak senyum, dan berkata dengan tutur bahasa yang manis dan fasih. Banyak hal yang diajarkan Rasulullah kepada Ali . Suatu ketika Rasulullah bertanya kepadanya, “Ali, maukah jika aku mengajarkan kepadamu perangai yang berlaku dari dulu dan sekarang?” “Tentu, wahai Rasulullah,” jawab Ali. Rasulullah kemudian berkata,  “Berilah orang yang pelit kepadamu, maafkanlah orang yang menzalimimu, dan sambunglah hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu.”
Dalam Al-Qur’an kita mengenal pemuda Ashabul Kahfi, mereka ini  ada pemuda yang siap menegakkan kepala kepada raja yang  dzalim. Berani  berbeda keyakinan  dengan penguasa, sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Hujjah mereka menyakinkan, argementasinya menguatkan sehingga sang raja tak mampu melawan  mereka. Namun karena  sang raja sudah kufur, dia memaksa agar pemuda-pemuda tersebut untuk murtad pada keyakinan mereka atau maut menjemput.  Mereka tidak takut malah semakin teguh.  Firman Allah, artinya: “Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri (di hadapan raja) lalu mereka berkata (membentangkan hujjah kepada raja): ”Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?”. (al-Kahfi: 14-15)
Demi menyelamatkan  keyakinan dan kehidupan meraka dan juga ibrah bagi generasi selanjutnya, mereka  lari dan  bersembunyi. Hal ini telah diabadikan di dalam Al-Qur’an Firman Allah: “Adakah engkau menyangka (wahai Muhammad), bahawa kisah ‘ashabul kahfi’ (penghuni gua) dan ‘ar-raqiim’ (anjing mereka) termasuk antara tanda-tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (al-Kahfi: 9). Sungguh  sejarah pemuda-pemuda yang telah dipaparkan di atas telah berlalu dihadapan kita semua Namun semangat juang. Pantang mundur harus tetap mengalir dalam  denyut nadi kehidupan kita.
Melahirkan  Pemuda Ideal
Untuk melahirkan genarasi pemuda yang ideal perlu  ketekunan dari segenap pihak. orang tua, Sekolah, masyarakat dan pemerintah   mempunyai andil yang cukup besar untuk menciptakan kondisi yang ideal demi terciptanya generasi emas,  diharapkan orang  kedatangannya juga dibutuhkan  masyarakat kehadirannya. Pemuda Ideal tercermin dari sikap dan karakternya. Dia  fokus pada tujuan, optimis pada capaian, yakin pada kemampuan, mempunyai semangat juang yang kuat, daya kreatif yang tinggi dan tidak  terlena kepada kebahagiaan sesaat yang sifatnya semu dan cendrung menghabiskan  masa usia untuk hal-hal yang tidak berguna. Mereka juga mampu berada digarda terdepan demi perjuangan.  Kehidupan mereka selalu dalam lingkaran  amalan sholeh. Kepada orang tua mereka hormat dan memuliakannya.  Bersama  masyarakat mereka jadi  contoh yang  baik dan teladan bagi pemuda yang lain.  Kepada bangsa mereka berkhidmat. Untuk agama mereka  pelita dan pelanjut estafet dakwah.
Butuh kerja keras  dan langkah kongkrit untuk mewujudkannya. Dengan segala kelebihan masa muda dan  keinginan untuk tetap mengoptimalkan  usianya. Hiruk pikuk dunia tidak membutakan mata dan hatinya. Dia selalu tampil sebagai solusi  terhadap permasalahan ada. Jauh dari prilaku glamor, diberikan jabatan tidak terlibat KKN. Mereka inilah pemuda impian, harapan terwujudnya misi agama dan bangsa. Wallahu’alam

Posting Komentar

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.