1
Zailani, MA: Dosen FAI UMSU


Jalan kebaikan tidak selalu datar. Adakalanya mendaki dan menurun. Di dalamnya ada rasa sedih dan gembira, itulah bagian kebaikan.  Serba serbinya  turut memberikan andil nuasa hidup yang di tapaki.  Umat Islam, di samping menguatkan amar ma’ruf juga mempertajam nahi munkar bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam mengagas Islam berkemajuan. Demi mempertegas  identitas Islam sebagai agama pencetus peradaban, maka rasa malu yang tidak pada porsinya,  selayaknya  dipisahkan dari rasa keadilan dan keamanan yang sepatutnya ditegakkan, terutama  menyelamatkan generasi muda.
Dekadensi moral generasi muda sudah sangat mengkwatirkan. Sejak tahun 2005 kejadian kejahatan narkoba telah merebak di sejumlah desa/kelurahan pada semua provinsi di Indonesia, seperti halnya pencurian dan penganiayaan. Lain halnya kejahatan narkoba hampir seluruh provinsi di Indonesia. Selama periode tahun 2005–2011 nampak meningkat secara cepat. (Statistik kriminal  2014 Katalog BPS: 4401002  pada Badan Pusat Statistik). Hal ini menjadi trending topic untuk Indonesia. Simbiosis mutualisme pelaku kejahatan dalam membuat jaringan dari segala lini elemen masyarakat dan   pada tingk status sosial membuat sindikat ini sangat sulit dibasmi. Di samping ada faktor-faktor lain yang  turut memberikan  sumbagsih penyebarannya. Peranan da’i sangat dibutuhkan dalam memberantas kejahatan ini, berdasarkan levelnya. Karena  dakwah  bukan  kewajiban para ustadz tapi juga para penegak hukum dan masyarakat pada umumnya, mereka juga dai( penyeru, penyampai). Menurut Penulis ada beberapa hal yang dapat meningkatkan  kualitas dakwah,
 Pertama, kurangi faktor perasaan. Terutama nahi munkar, sikap kekeluargaan yang tinggi bisa menghambat  roda dakwah. Dalam beberapa kasus yang penulis  saksikan, kasus kejahatan seperti mencuri dan narkoba,  bila pelaku adalah bagian dari keluarga atau tetangga  cendrung “diendapkan”. Tak jarang pelaku  melaksanakan aksi  di daerah lingkungan sediri.  Dalam demensi ini sikap kekeluargaan malah menjadi penghalang penegakan hukum dalam menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. Memisahkan antara ketegasan dan kefamili-an menjadi bagian terberat untuk sebagian besar orang. Kisah Rasul di bawah ini layak  menjadi renungan bagi umatnya. Salah satu anak yang sangat disayangi Rasul adalah Fatimah, namun  dibalik rasa cinta itu, kekuatan dakwah tetap tercermin dalam ucapannya “Sesungguhnya yang merusak/membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah bahwa apabila orang mulia di antara mereka yang mencuri, mereka membiarkanya; tetapi kalau orang lemah di antara mereka yang mencuri maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya.”
Kedua, menguatkan spiritual.  Pribadi seseorang akan terasa kuat dan mengakar kepada Ilahi, lebih dikarenakan didominasi oleh amalan  dan sikap hidup sehari-hari. Kepatuhan pada Allah, dilandasi ilmu akan semakin menguatkan hubungan yang harmoni yang tidak bisa diputuskan oleh siapapun  termasuk orang-orang yang terdekat dan dicintai.  Apabila  nafsu dikendalikan oleh   jiwa yang bersifat rububiyah,  maka disinilah letaknya manisnya dakwah.  Secara tidak langsung melahirkan filosofi kehambaan, “Orang berbuat kemungkaran dengan tidak mengindahkan norma dan cemoohan orang di sekitarnya terus menancapkan watak antogonisnya kepada Tuhan, lalu  mengapa aku harus merasa malu dan sungkan menunjukkan   watak asli seorang da’i ataupun  kehambaan sementara hidupku disayang Allah  matiku dirahmatiNya” Prinsip orang bertuhan selalu mempunyai motivasi tersendiri untuk  menunjukkn eksistensi dihadapaNya.  Dari masa kemasa, cara-caranya  terus berubah kearah yang disempurnakan dengan kehadiran Islam sebagai pelengkap  utama dari syariat terdahulu.  Spritual mengandung makna cinta, dalam level tertinggi yang ada cuma dia dan Tuhan. Para sufistik menyebutnya dengan Tajalli, fase peribadahan tidak lagi diukur  dalam angka dan jumlah ganjaran yang didapat, tapi lebih kepada kebutuhan pada peribadahan tersebut.  Bila seseorang sudah sampai pada tahap ini,  bertemu dengan Allah  adalah cita-cita tertinggi. Maut baginya sebagai berita gembira..  Dunia bagaikan masa perjalanan yang sebentar lagi akan selesai.  Dia tidak sedih dengan cemoohan orang dan rasa  takut telah sirna. Perjalanana dakwah yang berduri, nahi munkar yang dilakukan semua dijalani  dengan lapang dada, tanpa ada perasaan takut dikucilkan.
Landasan spiritual  menguatkan dakwah dan  mendatang kemenangan. kisah tentang penebang kayu dan iblis di bawah ini saya kutip persis dari buku” Hati, Diri, dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Transformasi” tulisan Robert Frager (Syekh Ragib al-Jerahi). Secara  ringkat penulis  utarakan kembali, awalnya si penebang pohon akan menebang pohon yang dijadikan   tuhan oleh masyarakat lokal, namun iblis mencegahnya dengan berkelahi,  namun dia kalah. Iblis bernegosiasi memberikan koin emas bagi laki-laki tersebut setiap hari dengan syarat tidak menebang pohon. Namun pada  kesekian hari iblis tidak memberikannya lagi, sehingga  laki-laki tersebut marah, dan bernafsu ingin menebang pohon itu kembali. Sang iblis pun kembali mencegahnya, dan sambil tersenyum ia bertanya, “Kau akan pergi ke mana wahai penebang kayu?”“Penipu, pembohong! Aku akan menebang pohon itu!” teriak penebang kayu. Lalu iblis menyentuh dada si penebang kayu dengan satu jarinya. Si penebang kayu terjatuh ke tanah, pingsan akibat kekuatan sentuhan tersebut. Lalu, iblis menyentuh dada sang penebang kayu dengan satu jarinya dan menekannya ke tanah. Sang iblis berkata, “Kau ingin aku membunuhmu? Dua hari lalu kau akan membunuhku. Berjanjilah, kau tak akan menebang pohon yang disembah itu.”Sang penebang kayu menjawab, “Aku berjanji tidak akan menebang pohon tersebut. Tetapi katakanlah satu hal kepadaku, dua hari lalu aku mengalahkan dirimu dengan mudah. Darimana kau dapatkan kekuatan yang luar biasa pada hari ini?”Iblis pun tersenyum dan berucap “Saat itu kau akan menebang pohon tersebut karena Tuhan. Namun hari ini kau berkelahi denganku karena dua buah koin emas!”. Kekuatan dakwah terletak pada niat dan kemauan. Bila bersenergi, rintangan akan mudah dihadapi. Nahi munkar  lebih berat dilaksanakan daripada amar ma’ruf. Diperlukan  yang  Maha Kuat dan Kuasa untuk terus  mendampingi misi ini.  Wallahu a’lam.

Posting Komentar

artikelnya bagus dan inspiratif

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.